1) Zaman Kuno
Bangsa Semit pindah ke Ethiopia dan Arabia barat daya
kira-kira pada tahun 1000 sebelum masehi. Mereka mendirikan kerajaan Aksum di
daerah tanah tinggi setelah menaklukkan bangsa Hamit yang sebelumnya telah
tingal di sana.
Pada abad ke-4 masehi, agama Kristen masuk ke Ethiopia. Tidak
lama kemudian, terjalin hubungan yang erat engan gereja Kristen Mesir. Akan
tetapi, setelah kebangkitan Islam pada abad ke-7 masehi, bangsa Arab
menaklukkan seluruh wilayah Afrika Utara sehingga menyebabkan kerajaan Aksum
menjadi terisolasi.
Berbagai kerajaan jatuh bangun selama 1.000 tahun terkucilnya
Ethiopia. Salah satu kerajaan yang terkenal adalah dinasti Zagwe (1137-1270)
yang meninggalkan warisan menakjubkan berupa 11 gereja yang ditatah dari batu
di Lalibala. Kesebelas gereja tersebut dan puri Raja Fasidalas di Gondar
(dibangun pada abad ke-17) merupakan monumen sejarah Ethiopia yang masih ada
hingga sekarang (Standing, 1950:80).
2) Zaman Modern
Sejarah
modern Ehtiopia diawali oleh Menelik II yang menjadi kaisar pada tahun 1889. Ia adalah raja keturunan
Menelik 1 yang menurut dongeng adalah putra dari nabi Sulaiman dan Ratu Saba (Yahya, 2004:78). Menelik II berhasil
mengakhiri persaingan yang telah berlangsung selama berabad-abad antara para
penguasa daerah dan mendirikan pemerintahan yang kuat di Ethiopia. Menelik II
berhasil mematahkan serbuan tentara Italia di Aduwa pada tahun 1896,
mengizinkan Prancis untuk memulai pembangunan sebuah jalur kereta api antara
Addis Ababa dan bandar Djibouti di Somaliland Prancis (sekarang Djibouti), dan
meletakkan dasar bagi suatu sistem ketentaraan modern.
Menelik
II mangkat pada mangkat pada tahun 1913 dan pada tahun 1916, putrinya yang
bernama Zauditu diangkat menjadi maharani. Sepupu kedua Menelik II yang bernama
Ras Tafari Makonnen diangkat menjadi patih. Ketika Zauditu mangkat pada tahun
1930, Ras Tafari mengklaim singasana dan bergelar Kaisar Haile Selassie I. Baik
sebelum dan sesudah penobatannya,
Haile Selassie bertekad untuk memberlakukan undang-undang anti perbudakan di
Ethiopia. Berkat pengaruhnya pula, maka Ethiopia membuka pintunya lebar-lebar
bagi pengaruh Barat dan mengambil langkah pertama menuju demokrasi dengan
disahkannya Undang-Undang Dasar tahun 1931 (Standing,1950:80).
Penyerbuan
Italia pada tahun 1935-1936 memaksa Haile Selassie untuk meninggalkan
negaranya. Pada tahun 1941, Inggris berhasil mengusir Italia keluar dari
Ethiopia dan mendudukkan Haile Selassie kembali ke singasana.
Tahun-tahun
berikutnya, Haile Selassie dikecam karena lambatnya pelaksanaan pembagian lahan
dan demokrasi politik penuh. Bahaya kelaparan semakin meperbesar keresahan yang
sudah memperluas itu. Hingga pada akhirnya, di tahun 1974, angkatan
darat menggulingkan kaisar dan mengambil alih kekuasaan negara. Parlemen dibubarkan
dan sistem pemerintahan
kerajaan dihapuskan. Pemerintahan Ethiopia dipimpin oleh dewan pemerintah
militer sementara yang juga dikenal sebagai Dergue.
Nama resmi negara diubah menjadi Ethiopia Sosialis dan pemerintah mulai
mengambil alih sejumlah besar perusahaan.
Pemerintah
revolusioner yang dikepalai oleh Letnan Kolonel Mengistu Haile Mariam menjalin
hubungan yang akrab dengan Uni Soviet. Pada Tahun 1976, banyak golongan sipil keberatan
atas hubungan tersebut. Tetapi, tentangan
mereka dipadamkan oleh pihak militer pada akhir tahun 1970-an. Pertikaian lain
meletus di Eritrea
sewaktu golongan yang ingin memisahkan diri mencoba mendirikan negara Eritria
yang terpisah. Pertikaian tersebut ditambah lagi dengan timbulnya musim kering
terburuk dalam sejarah (awal
tahun 1980-an)
yang telah mengakibatkan bencana kelaparan.
Ribuan pengungsi berbondong-bondong ke kamp-kamp bantuan pangan maupun ke negara tetangga. Keadaan
para korban kelaparan yang memilukan itu telah mengundang perhatian kalangan
Internasional dan
mendorong dipercepatnya usaha pengumpulan dana besar-besaran untuk meringankan
kesengsaraan mereka.
Ketidakpuasan terhadap rezim militer mencapai puncaknya pada tanggal 28 Mei
1991, saat rezim militer otoriter Mengistu Haile Mariam berhasil digulingan.
Sejak saat itu, Ethiopia menjadi negara federasi dengan sistem pemerintahan
yang demokratis (Standing,1950:80).
DAFTAR RUJUKAN
Standing,
T.G. 1950. Penjelajah Afrika.
Terjemahan Antonius Adiwiyoto. 1981.
Jakarta: PT Gramedia.
Yahya, Harun. 2004. Pustaka
Sains Populer Islam (Jejak Bangsa-Bangsa Terdahulu). Bandung: Dzikra.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon